Bedah ortopedi adalah tindakan pembedahan yang dilakukan oleh dokter bedah tulang untuk merawat masalah muskuloskeletal yang mempengaruhi tulang, sendi, otot, tendon, dan ligamen yang disebabkan oleh kecelakaan, trauma, cedera, atau kondisi kronis lainnya. Pembedahan ortopedi juga dapat memperbaiki permasalahan pada sistem saraf yang terhubung ke tulang belakang, kelainan bawaan, serta permasalahan muskuloskeletal yang disebabkan oleh penuaan.
Sebelum dilakukannya bedah ortopedi ahli bedah ortopedi (dokter) menyediakan berbagai pilihan perawatan, namun sebelum perawatan tetap diputuskan, pasien akan menjalani beberapa pengujian yang menyeluruh untuk menentukan penyebab dari masalah tulang atau otot yang mereka hadapi. Ahli Ortopedi akan bertanya kepada pasien tentang riwayat kelainan tersebut, perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya, dan informasi lainnya yang berhubungan dengan kondisi pasien. pasien akan diminta untuk menjalani beberapa tes seperti rontgen, pemindaian CET, gambar resonansi magnetik (magnetic resonance imaging – MRI), tes darah atau myelogram (rontgen tulang belakang) untuk menjelaskan luasan permasalahan secara rinci.
Tergantung pada hasil diagnosis, pasien mungkin akan disarankan untuk mengkonsumsi obat-obatan, menjalani pembedahan, melakukan terapi pemulihan atau alternatif, atau melalui kombinasi metode pengobatan tersebut. Pembedahan biasanya dilakukan sebagai pilihan terakhir jika penyakit pasien tidak bereaksi terhadap pengobatan non-bedah. Jika pembedahan dianggap pilihan terbaik, tindakan pra-bedah seperti pemeriksaan secara rutin akan dilakukan sebelum pembedahan dilakukan.
Seluruh pembedahan ortopedi, termasuk pembedahan umum, dilakukan menggunakan pembiusan lokal atau pembiusan umum. Bagi pembedahan besar seperti penggantian lutut, pasien mungkin akan diminta untuk mendonorkan sebagian darahnya (atau mempersiapkan) jikalau transfusi diperlukan selama operasi.
Setelah tindakan dilakukan, gips atau tali penahan akan dipasangkan untuk melindungi daerah yang telah diperbaiki. Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan bergantung pada prosedur yang dilakukan, meskipun demikian, pasien biasanya dapat kembali ke rumah dalam waktu beberapa hari. Namun, butuh waktu beberapa minggu bagi tulang dan ligamen untuk dapat sembuh total. Dengan demikian, pasien akan disarankan untuk tidak memaksakan daerah yang cedera untuk melakukan kerja berat sebelum daerah tersebut benar-benar pulih. Prinsip praktis bagi cedera tulang, misalnya, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk kembali kuat, biasanya sama dengan waktu bagi retakan tulang untuk benar-benar pulih. Ini artinya bahwa jika pasien telah menggunakan gips selama empat minggu, pasien akan membutuhkan empat minggu berikutnya untuk benar-benar pulih.
Selain waktu untuk penyembuhan total, pembedahan ortopedi juga membutuhkan rehabilitasi untuk memulihkan gerak serta fungsi di semua bagian yang terpengaruh. Dengan demikian, dokter bedah ortopedi akan bekerjasama dengan terapis fisik serta terapis okupasi yang membantu pasien dalam meningkatkan jangkauan gerak pasien seperti semula dan kembali dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Lamanya waktu yang dibutuhkan serta frekuensi untuk rehabilitasi akan bergantung pada pembedahan yang dilakukan serta tingkat keparahan kondisi pasien. Bedah penggantian pinggul, misalnya, memerlukan rehabilitasi setidaknya enam bulan.